Pada part 1 kita sudah membahas bahwa chipset Apple sudah 2 generasi lebih unggul daripada kompetitornya dan juga setiap komponen pada chipset Apple didesain langsung oleh Apple sehingga memberikan keunggulan dalam pengaturan biaya manufaktur dan juga waktu untuk pembuatannya. Tapi apakah hanya itu saja? Oh tentu tidak. Yuk simak kelanjutannya di part 2 dari Mengapa Chipset Apple Lebih Cepat Daripada Kompetitornya? 🙂
3. Ukuran silicon yang lebih besar
Pada akhir part 1, diberikan sedikit pertanyaan mengapa ukuran silicon yang lebih besar penting dalam kinerja chipset Apple yang membuatnya lebih cepat dibanding yang lainnya. Nah disini akan dijelaskan alasannya.
Silicon adalah bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan processor yang berasal dari pasir. Secara singkat, silicon sangat mahal dalam pembuatannya dan tidak semua manufaktur dapat seenaknya membuat silicon sebanyak-banyaknya. Dapat dikatakan bahwa keuntungan dan kerugian dari manufaktur chipset low end berasal dari berapa besar silicon yang dipakai dalam proses pembuatannya. Oleh sebab itu, bisa saja manufaktur tersebut memotong biaya produksi dengan mengurangi pemakaian silicon pada chipset mereka.
Sedangkan Apple dapat berinvestasi lebih dalam hal ini dan memotong biaya atau memberikan kompensasi pada komponen yang lainnya sesuka mereka karena mereka yang mendesain penuh chipset mereka. ARM, Qualcomm dan yang lainnya tidak dapat melakukan itu. Karena sudah jelas ARM ingin mendapatkan untung, mereka mengirimkan desain chip mereka ke Qualcomm, dan lainnya. Qualcomm dan chip maker lainnya perlu mendapatkan untung juga karena mereka menjual chip tersebut ke manufaktur smartphone (Samsung, Huawei, dll). Terdapat beberapa tingkatan dalam business model yang dijalankan oleh mereka, berbeda dari Apple.
Tapi tentu saja hal tersebut bukan berarti ponsel Android gagal karena Android adalah OS paling terkenal di dunia dan terdapat ponsel yang luar biasa dan tidak kalah mumpuni dari ponsel-ponsel Apple.
(Baca juga: Apa Komponen Terpenting pada Smartphone Anda?)
4. Ukuran cache memory yang lebih besar
Dengan besarnya ukuran silicon tersebut, Apple mampu memfokuskan lebih pada cache memory. Secara singkat, cache memory bisa dibilang seperti RAM untuk processor itu sendiri. Terdapat beberapa level pada cache memory dimana semakin tinggi levelnya semakin lambat.
Nah sampai dengan A10 Fusion, processor yang dipakai Apple pada iPhone 7/7 Plus mereka, Apple sudah menggunakan L3 Cache. Dengan lebih besar ukuran cache memory, maka akan semakin cepat processor akan bekerja.
Apple sudah menggunakan L3 cache dari lama dan ARM bahkan tidak mendukung L3 cache di Cortex A57, A72, A73 dan hanya baru didukung di Cortex A75 yang sekarang belum terlihat di chip manapun. Apple juga menggunakan L3 cache yang besar, bahkan L2 yang besar juga yang masih jarang dilihat juga pada ponsel Android (biasanya hanya 1-3MB L2 cache saja).
(Baca juga: Apakah Prosesor dengan Core Lebih Banyak Akan Selalu Lebih Baik?)
Tapi pada A11 Bionic, Apple tidak menggunakan L3 cache, namun memiliki L2 yang sangat besar (8MB). Seperti yang dijelaskan sebelumnya, level yang semakin tinggi bukan berarti semakin cepat. Jadi, L2 cache lebih cepat daripada L3 cache. Dan mungkin chip maker lainnya tidak memiliki business model seperti Apple yang mampu untuk mendesain dan manufaktur chipset mereka.
Jadi :
- Dari sejarahnya, Apple sudah 2 generasi dari yang lainnya karena masuk ke 64-bit lebih dulu.
- Chip-nya lebih besar karena memakai silicon yang lebih besar.
- Karena memakai silicon yang besar, maka dapat memakai ukuran cache memory yang lebih besar.
- Apple mendesain ponsel mereka dan komponen-komponennya sehingga memiliki kerapatan dalam hubungan kerja dan juga antar komponen ponsel mereka ke depannya.
Apakah hal ini berarti ponsel Android lainnya tidak dapat mengejar Apple? Yah.. Untuk sekarang saya tidak tahu secara pasti. Bisa jadi pada tahun tertentu Apple merilis chip yang jelek dan hal tersebut mengurangi gap yang ada tapi hal tersebut cukup meragukan melihat track record Apple. Atau mungkin Samsung/Mediatek/Qualcomm/Huawei (Chip Maker) lainnya menciptakan processor yang 1 generasi lebih unggul atau sangat canggih yang juga memperpendek gap.
Tapi kita sekarang memasuki era dimana processor yang kuat bukan lagi yang utama seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Sekarang kita memasuki era Digital Assistant, Voice Recognition, Face Recognition, Artificial Intelligence. Apple sudah melihat itu dan memiliki Neural Engine di A11 Bionic, processor terbaru mereka, diikuti dengan Kirin 970 besutan Huawei dengan NPU (Neural Processing Unit) dan mungkin di masa depan yang akan meningkatkan performa dan User Experience kita adalah chip yang memiliki sensor berfokuskan AI ini. Jika manufaktur lainnya dapat membuat processor dengan sensor tersebut yang sangat canggih, hal tersebut dapat mengurangi gap dengan Apple.
(Baca juga: Apakah Kita Memasuki Era Smartphone Dual Kamera?)
Tapi untuk sekarang, mari kita ucapkan congrats kepada Apple karena mereka memang telah menciptakan processor yang cepat. Bukan berarti juga ponsel Android memiliki processor yang pelan, Snapdragon 835 dan lainnya juga cepat dan menciptakan User Experience yang nyaman dan lancar. Tapi jika dilihat dari angka dan performa saja, Apple lebih unggul dan itu faktanya. Dengan ini menciptakan kompetisi di antara chip maker dan kita sebagai konsumen tentu akan diuntungkan oleh hal ini karena kompetisi selalu baik karena akan lebih banyak inovasi dan kemajuan terhadap teknologi ke depannya.
Terima kasih telah menyimak pembahasan mengenai Mengapa Chipset Apple Lebih Cepat Daripada Kompetitornya? Semoga artikel ini memberikan Anda informasi yang lebih jelas mengenai topik tersebut dan salam Getective 🙂
apple knp the best ya